SATUNUSA. CO - Saat ini, memang bukan waktu yang begitu menyenangkan. Pandemi corona melanda, belum berujung dan praktis membatasi pergerakan sosial termasuk di dunia usaha seperti home industri.
Namun, bukan pula situasi ini diratapi berkepanjangan, semua harus dihadapi, saat bersamaan taat sama imbauan pemerintah, bekerja dengan jaga jarak, dapur rumah tangga pun dipastikan tetap mengepul.
Zeldi, pemuda asal Bangle desa Pesanggerahan, kecamatan Montong Gading misalnya, menekuni usaha home industri meubler kebutuhan rumah tangga, seperti kursi, meja, saat pandemi corona pesanan turun drastis, bahkan nyaris tidak ada.
" Ini sebuah kenyataan yang harus dihadapi, tapi kita juga harus bertahan dan terus produktif," tuturnya.
Ramadhan tiba, datang dan selalu membawa keberkahan. Awal ramadhan ia banting setir ikhtiar mulai poduksi cetakan kue kering lebaran (keciput) memanfaatkan potongan-potongan kayu dijadikan cetakan yang praktis. Cetakan tersebut membantu ibu-ibu rumah tangga lebih praktis dan cepat dalam membuat kue keciput.
Cetakan kayu dengan alas plat logam berlubang dan engsel tersebut, tanpa disangka banyak peminat baik reseller maupun pengguna langsung, bahkan ia mengaku mulai kewalahan dalam menerima pesanan.
Pasar yang dilirik bukan saja wilayah sekitar, melalui parangkat on line mulai merambah pasar ke wilayah Lombok Tengah, kota Mataram dengan pola COD (bayar di tempat)
Dalam sehari Zeldi dan ketiga temannya mampu memproduksi sekitar 30 cetakan dan dijual dengan harga berkisar 35 hingga 40 ribu rupiah tiap cetakan
" Alhamdulillah, produksi cetakan kue kering kita diminati dan mulai kewalahan menerima pesanan," tuturnya.
Disadari waktu terus berjalan, cetakan kue kering yang sifatnya temporer seperti saat puasa dan lebaran akan berakhir. Ia berharap kedepan akan mampu memproduksi ragam kebutuhan rumah tangga yang bahan bakunya semua dari unsur kayu.
" Kita ingin memproduksi alat rumah tangga yang semuanya bahan dari kayu, seperti sendok, garpu dan lainnya, ini akan lebih ramah lingkungan dan era baru saya pikir akan membutuhkan itu," ujarnya semangat.
Dan sebagai langkah awal, Zeldi dan temannya akan berbagi konsentrasi mulai dari mengamati keinginan pasar, up date disain produksi dan kegiatan produksi itu sendiri.
" Banyak teman (pemuda) yang siap bekerja keras. Kerja keras itu adalah warisan, itu akan terus kita pelihara sebagai modal besar dalam bekerja," imbuhnya optimis.(ram)