CATATAN KHAS

Press Trips Part 3 (habis), Porwanas XIII di Malang Menguatkan Kebhinekaan

Blog Image
Salah satu penampilan tari kolosal di acara penutupan Porwanas, Jumat, (25/11)

KOTA Malang Raya, Jawa Timur, sejak tanggal 20-26 November 2022, kedatangan ribuan wartawan. Jumlah ini lebih dari cukup untuk mengenali kota berhawa sejuk itu terutama dalam menggelorakan silaturrahmi melalui kegiatan olahraga para insan Pers.

Daya magnet Pekan Olahraga Wartawan Nasional (Porwanas) XIII tahun 2022, bagi para wartawan begitu kuat. Setidaknya, ada nilai kompetisi, rekreatif dan persaudaraan dalam ajang ini setelah sekian lama sekira enam tahun penantian karena Covid-19 yang berkepanjangan dan kendala lainnya.

Jangan heran, wartawan yang datang ke Malang Raya tidak hanya yang terakomodir  panitia SIWO PWI di setiap daerah. Ada diantaranya yang datang bertandang dengan inisiatif sendiri sebagai partisipan untuk mengetahui keadaan Porwanas secara langsung. Satu rasa.

Porwanas XIII mempertandingkan berbagai cabang olahraga diantaranya futsal, biliar, tenis lapangan, sepakbola bulu tangkis, tenis meja, catur, atletik, dan e-sports mobile.

Pada  seremonial pembukaan Porwanas yang berlangsung Senin (21/11), hadir Menpora Zainudin Amali, Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak, Ketua PWI Pusat Atal S Depari, sejumlah Bupati, tokoh pers Dahlan Iskan, dan undangan lainnya.

Acara diawali dengan tari kolosal “Journey of Nusantara” yang melibatkan 400-an pelajar. Tari itu menggambarkan kebhinekaan yang luar biasa di Tanah Air. Para penari tampil memukau dengan nuansa kultur budaya masyarakat Indonesia dari Sabang sampai Merauke.

Para peserta ajang inipun melakukan defile yang diawali dari Aceh dan diakhiri oleh Jawa Timur selaku tuan rumah. Mereka akan adu kemampuan di bidang olahraga raga yang dipertandingkan.

Bukan itu saja, pada pembukaan Porwanas XIII yang berlangsung di Graha Cakrawala Universitas Negeri Malang tersebut, menampilkan  komedian kata, Cak Lontong, yang memberikan hiburan  dalam stand of comedy. Barangkali panitia ingin menularkan spirit berolahraga dengan riang gembira.

Sementara itu, Ketua Panitia Porwanas XIII, Lutfi Hakim, mengatakan gelaran Porwanas untuk menguatkan persatuan antar wartawan atau silaturrahmi serta meningkatkan perekonomi masyarakat. Sedangkan Menpora Zainudin Amali saat membuka acara mengatakan bahwa olahraga bukan hanya membugarkan masyarakat khususnya jurnalis tetapi juga mendorong perekonomian.

Dalam soal menjaga kebugaran, hal ini sesuai dengan Desain Besar Olahraga Nasional (DPON). Namun, ia mengakui olahraga belum menjadi yang utama. Ibarat menu maka olahraga masih jadi menu pembuka dan penutup.

Setelah sekian hari  bertanding, Jumat, (25/11) Porwanas XIII di Malang resmi ditutup. Sementara itu kontingen PWI  Provinsi NTB masuk 10 besar dan mendulang medali. 

" Saya melihat gelora rasa persaudaraan insan Pers sangat kuat di ajang Porwanas. Soal menang kalah hal biasa, terpenting silaturahmi dan persaudaraan," jelas Dym salah seorang Atlet tenis lapangan PWI NTB.

Hal senada disampaikan Kang Imam salah satu anggota kontingen PWI Jawa Barat. Ia berharap silaturahmi tidak berakhir di ajang Porwanas namun terus berkesinambungan.

"Kita tetap saling kontak  ya, jika ada acara di Bandung jangan lupa mampir ke kantor atau  rumah," harap wartawan senior Pikiran Rakyat tersebut saat berkemas meninggalkan Hotel Pelangi tempat Atlet tenis lapangan menginap.

Tidak ada gading yang tak retak, kesempurnaan sebuah harapan. Pun juga dengan pelaksanaan Porwanas XIII di Malang tahun ini. Setiap kontingen lebih memaknai  Porwanas sebagai acara bersama momentum silaturahmi insan Pers dan jika terdapat kekurangan, saat bersamaan dilengkapi dengan kelebihan yang ada. 

Akhirnya, satu persatu atlet, ofisial pamit kembali ke daerah masing-masing. Kompetisi yang begitu ketat di arena lapangan tanding melebur menjadi persaudaran yang erat usai laga berakhir. Rasa persaudaraan sesama profesi menjadi satu jiwa yang menjalar kuat. Satu sama lain saling berjabat tangan, melepas dan berharap jumpa kembali.

Setidaknya, ajang Porwanas telah membuka mata tentang keindonesiaan. Setiap peserta, dari mana pun berasal, tidak merasa cemas hadir di bagian bumi Nusantara. Ajang ini telah mengeratkan ikatan emosional untuk bersama walau dalam laga sekalipun. Selamat jalan Kawan. Selamat tinggal Malang , sampai jumpa di Porwanas selanjutnya.(*)

Widiyanto satunusa

Recent Post

blog image
UMUM

Sinergitas LASKAR NTB Dengan Pemerintah dan Aparat Keamanan Jaga Stabilitas Siskamtibmas di NTB

SATUNUSA.CO, LOBAR-Dalam kegiatan diskusi yang digelar di Gedeng Sekotong LASKAR NTB bersama anggotanya berkomitmen untuk bersinergi dengan Pemerintah dan aparat keamanan menjaga kondusifitas wilay...

blog image
UMUM

Pisah Kenang, Eks Kadis PMD Dapat Hadiah Sepeda dari FKKD Lombok Timur

SATUNUSA.CO, LOTIM - Forum Komunikasi Kepala Desa (FKKD) Lombok Timur menggelar pisah kenang dengan mantan Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) Lombok Timur, Salmun Rahman di Desa Wisata...

blog image
UMUM

Sidak Ke RSUD Lombok Timur, Bupati Ingin Pastikan Pelayanan Publik Berjalan Dengan Baik

SATUNUSA.CO, LOTIM -  Bupati Lombok Timur H. Haerul Warisin sidak ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Lombok Timur di Labuhan Haji, Selasa (28/10/2025). Hal ini dilakukan untuk memastikan pelaya...